Banyak orang percaya bahwa jerawat dan bisul disebabkan oleh darah kotor, bahkan haid dan alergi juga disebabkan oleh darah kotor. Ternyata, hal ini hanyalah mitos. Lalu apakah darah kotor itu?

Dalam dunia kedokteran, darah bersih (darah oksigenasi) merupakan darah yang kaya akan oksigen. Sementara darah kotor adalah istilah yang mungkin mengacu pada darah yang tidak lagi mengandung oksigen, dalam istilah medis disebut dengan darah deoksigenasi.

Darah oksigenasi dipompa keluar dari sisi kiri jantung, darah ini bertugas mengangkut nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh. Saat kembali ke jantung, darah sudah tidak mengandung oksigen. Kemudian, darah deoksigenasi ini akan dikirim ke paru-paru untuk kembali menerima oksigen dan membuang karbon dioksida.

Jika proses tersebut tidak lancar, dapat menimbulkan gangguan pada jantung. Misalnya, bercampurnya darah bersih dengan darah kotor yang mengakibatkan jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Biasanya kondisi ini berkaitan dengan kondisi kebocoran jantung.

Ini berarti, pengertian orang Indonesia mengenai darah kotor tidaklah tepat. Pasalnya, darah kotor bukanlah penyebab dari jerawat, siklus haid, maupun kondisi lainnya.

Sebagian besar orang beranggapan bahwa darah kotor bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari jerawat, bisul, alergi, hingga memicu siklus haid. Padahal, anggapan ini tidaklah benar.

Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang sering dikaitkan dengan darah kotor:

 

Jerawat

Jerawat terjadi ketika pori-pori kulit tersumbat oleh minyak, sel-sel kulit mati, atau bakteri. Ini berarti, darah kotor tidak ada kaitannya dengan munculnya jerawat.

Beberapa faktor risiko yang bisa membuat seseorang rentan terkena jerawat, misalnya perubahan hormon, obat-obatan tertentu, konsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat, serta riwayat keluarga yang memiliki jerawat.

 

Haid

Darah kotor sering dihubungkan dengan haid-nya perempuan, padahal darah haid tidak kotor ataupun berbahaya.

Setiap bulan, tubuh wanita mengalami proses ovulasi. Dalam proses ini, salah satu indung telur (ovarium) akan melepaskan sel telur. Jika ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuahi, lapisan rahim akan luruh dan keluar melalui vagina. Inilah yang menyebabkan munculnya darah menstruasi.

Mitos bahwa darah haid termasuk darah kotor memang sangat kuat, beberapa budaya di dunia pun masih menganggap menstruasi sebagai hal yang tabu dan memalukan untuk dibicarakan. Nyatanya, siklus menstruasi merupakan proses alami tubuh yang akan dialami oleh semua perempuan dan tidak berhubungan dengan darah kotor.


Bisul

Bisul juga biasa dikaitkan dengan darah kotor, namun kenyataannya tidak demikian. Bisul terjadi ketika bakteri Staphylococcus aureus menginfeksi folikel rambut pada kulit, sehingga terjadi peradangan. Bisul umumnya muncul sebagai benjolan merah dan lunak. Benjolan itu akan semakin besar karena terisi nanah.

Orang yang melakukan kontak langsung dengan penderita bisul atau mengidap penyakit tertentu (seperti diabetes dan gangguan sistem kekebalan tubuh), lebih rentan untuk mengalami bisul.

Bisul berukuran kecil dapat ditangani sendiri di rumah, bisul juga biasanya akan sembuh dalam dua minggu. Anda bisa mengompresnya dengan air hangat untuk memperlancar pengeluaran nanah, tapi jangan memecahkan bisul dengan memencetnya karena dapat membuat infeksi semakin menyebar.

 

Alergi

Tak sedikit orang yang mengaitkan alergi dengan darah kotor. Sebenarnya, alergi muncul ketika sistem imun tubuh keliru menganggap zat-zat asing yang masuk ke tubuh anda sebagai hal yang berbahaya. Zat-zat asing ini bisa berupa makanan, serbuk sari, bulu hewan peliharaan, atau obat-obatan. Kadang rangsangan dari luar tubuh seperti suhu dingin juga bisa memunculkan gejala alergi.

Saat terjadi alergi, anda bisa mengalami peradangan, bersin-bersin, batuk-batuk, mata merah serta berair, dan gejala lainnya. Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter akan menanyakan seputar gejala anda dan melakukan pemeriksaan fisik maupun tes penunjang berupa tes darah dan tes kontak kulit.

Cara terbaik untuk menangani sekaligus mencegah alergi adalah menghindari penyebabnya.

 

Demikianlah, bahwa darah kotor yang menjadi penyebab berbagai gangguan kesehatan hanyalah mitos belaka dan tidak terbukti secara medis. Jika kita mengalami gangguan kesehatan berupa empat kondisi di atas, berkonsultasilah ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.