Kerang adalah salah satu komoditi utama sea food yang akrab di masyarakat. Namun, masyarakat yang gemar sea food yang satu ini diminta untuk waspada, mengingat sifat kerang selama hidupnya yang disebut Oseanografi LIPI, seperti penyedot debu.
Oseanografi LIPI menyebut, tidak seperti ikan yang aktif berenang, kerang cenderung statis. "Kerang itu seperti penyedot debu. Dia akan menghisap apa saja yang didekatnya, termasuk logam berat. Di dalam tubuh kerang, logam tersebut dimanipulasi kerang," kata Kepala Oseanografi LIPI, Zainal Arifin.
Teluk Jakarta merupakan sumber kerang untuk konsumsi manusia di ibukota, yang terkenal doyan jajan. Teluk ini pun merupakan wadah penampungan sampah dan kotoran manusia, binatang dan industri yang mengitari perairan itu, secara langsung atau melalui sungai-sungai yang bermuara di sekitarnya.
Zainal menambahkan, "Kerang tidak menderita efek apapun, namun tidak demikian dengan manusia. Penumpukan logam berat akan membahayakan kesehatan."
Selain itu, sambung Zainal, kerang juga menjadi bioindikator untuk kualitas air. Banyaknya kerang mengindikasikan kualitas air patut dipertanyakan. Hal ini dikarenakan nutrisi untuk hidup kerang meliputi nitrogen dan fosfat berlimpah. Kedua zat tersebut berasal dari limbah rumah tangga yang air.
Kerang telah menjadi sandaran hidup para nelayan. Pencemaran menyebabkan hasil tangkapan semakin minim dan beralih pada budidaya kerang. Pada 2003 tercatat ada 3.410 keramba bambu (bagan). Kapasitas produksi per hari adalah 120 sampai 175 ton.
Empat Macam Racun Yang Ada Pada Kerang
Selain bahaya akibat penumpukan logam berat, kerang juga dapat menimbulkan potensi bahaya lainnya, yaitu racun.
Tahukah anda, bahwa kerang dapat mengandung racun yang terkadang tak mempan dengan proses pemasakan biasa dan dapat meracuni anda? Ya, kerang selain lezat untuk dimakan juga ternyata mengandung bahaya, jika tidak berhati-hati dapat meracuni anda.
Selain racun, sebenarnya kerang juga dapat membawa bibit penyakit seperti hepatitis A. Namun tidak boleh dilupakan juga bahwa racun dalam kerang juga bisa berbahaya bagi tubuh manusia.
Paralitic Shellfish Poisoning
Gejala dimulai 30 menit setelah memakan kerang, diawali dengan perasaan baal di sekitar bibir, lidah dan gusi. Kemudian perasaan baal mulai menyebar hingga anggota tubuh bagian bawah (ujung kaki, tangan, dll) disertai dengan gejala lainnya seperti pusing, lemah dan berbagai gangguan saraf kranial. Sebaliknya, gejala berkaitan dengan saluran cerna justru tak banyak muncul (mual,muntah,dll). Kematian dapat terjadi dalam 12 jam jika tidak cepat tertangani.
Neurologic Shellfish Poisoning
Gejalanya lebih ringan dari yang pertama, namun onset mulainya lebih cepat, yakni sekitar 15 menit setelah makan kerang hingga 18 jam. Gejala berkaitan dengan saluran cerna terlihat lebi menonjol dari yang pertama, yakni mual, muntah, vertigo, nyeri sendi dan dapat menggigil atau kepanasan serta gejala flu seperti hiding gatal dan pilek. Selain itu pada racun bentuk kedua ini tidak ditemui kelemahan atau perasaan baal pada anggota tubuh.
Diarrheal Shellfish Poisoning
Racun jenis ini paling sering terjadi di Jepang dan negara-negara Eropa. Gejalanya hanya meliputi keluhan-keluhan saluran pencernaan disertai diare dan onset mulainya cepat, yakni segera setelah makan kerang dan berlangsung hingga 2 hari.
Amnestic Shellfish Poisoning
Gejala meliputi keluhan saluran encernaan seperti mual, muntah, pusing dan hilang ingatan jangka pendek. Gejala lain meliputi kejang hingga koma dan dapat menyebabkan berkurangnya fungsi kognitif seseorang pada kasus-kasus berat.
# republika / medicalera.com